Rabu, 01 Februari 2017

Petualangan Ekstrim Bos Virgin Group, Richard Branson

Petualangan Ekstrim Bos Virgin Group, Richard Branson

Quote:Saya seperti mesin yang kelebihan energi. Saya menyukai petualangan. Bahaya senantiasa menggoda.

Setelah dewasa saya menghadapi tantangan-tantangan yang lebih besar. Saya seperti mesin yang kelebihan energi. Saya menyukai petualangan. Bahaya senantiasa menggoda. Saya telah mencetak rekor sebagai orang pertama yang melintasi Atlantik dalam sebuah balon bersama Per. Selanjutnya, kami memutuskan menyeberangi Samudera Pasifik, dari Jepang ke Amerika Serikat. Itu petualangan yang jauh lebih berbahaya, dengan 12000 kilometer lautan terbuka. Tak seorang pun pernah melakukannya. Saya tahu risikonya besar sekali karena saingan kami baru saja tewas dalam upaya mencetak rekor yang sama. Balonnya koyak dan ia terpaksa mendarat di laut yang beku. Kebetulan badai sedang berkecamuk, maka ia tidak dapat diselamatkan pada waktunya. Ia meninggal karena kedinginan.

Quote:Kepala saya menyuruh berhenti, tetapi hati saya menyuruh berangkat.

Joan tidak ingin saya pergi untuk yang satu ini, dan saya pun harus mengakui bahwa saya gugup. Namun saya telah berjanji akan pergi dan siap untuk mencoba. Saya tidak mungkin menarik diri, maka saya pasrah kepada sang nasib. Kepala saya menyuruh berhenti, tetapi hati saya menyuruh berangkat. Apa pun bahayanya, saya tidak akan menyerah dan saya kira Joan mengerti.

Saya tahu ini perjalanan yang tidak lazim. Saya menjadi anggota kelompok yang selalu mencari yang terbaik dari anggota yang lain. Per orang yang penyendiri dan pendiam, yang selalu memperhitungkan kemungkinan-kemungkinan terburuk. Saya berharap kami bisa saling menyeimbangkan.

Waktu itu tahun 1990, dan, tepat sebelum berangkat, saya menghabiskan Natal di sebuah pulau kecil dekat Jepang bersama keluarga dan teman-teman. Pulau itu cantik sekali dan memberikan kedamaian kepada saya. Saya menyaksikan penduduk menangkap ikan menggunakan burung jinak. Hidup mereka tampak tenang dan tenteram. Saya ingin tahu yang mereka pikirkan ketika melihat saya selalu bersemangat. Saya hanya tahu bahwa yang terus mendorong saya ke depan adalah tantangan.

Petualangan Ekstrim Bos Virgin Group, Richard Branson

Rencana kami adalah melintasi samudera pada salah satu jet stream (aliran udara kencang) yang mengelilingi bumi pada ketinggian antara 6500 meter dan 1300 meter. Arus ini mengalir sederas sungai yang sedang banjir. Di bawahnya, angin lebih lambat. Yang menyulitkan kami, tinggi balon raksasa kami dari puncak sampai ke dasar kapsul di bawah, lebih dari seratus meter. Sewaktu kami tembus ke dalam aliran udara, bagian atas balon dan bagian bawah akan melaju dengan kecepatan berbeda. Apa pun dapat terjadi sebagai akibatnya.

Quote:Rasanya seperti dihela oleh ribuan ekor kuda.

Di dalam kapsul kami menyediakan parasut dan kami telah mengikatkan diri pada rakit penyelamat sehingga andai sesuatu yang tak diinginkan terjadi kami tidak usah membuang-buang waktu. Maka kami menyalakan burner (penyembur api). Sewaktu naik, bagian atas balon menyentuh bagian bawah aliran udara. Situasinya seperti menabrak langit-langit kaca. Kami membakar bahan bakar lebih banyak untuk mencoba naik, tetapi angin begitu kuat sehigga terus mendorong kami ke bawah. Setelah mengerahkan bahan bakar lebih banyak lagi barulah kami berhasil menembusnya. Bagian atas balon yang tertangkap oleh arus udara kencang tiba-tiba melejit seperti roket. Balon kami terbang dengan sudut yang gila-gilaan pada kecepatan hampir 160 kilometer per jam. Sementara kapsul, tempat kami berada, masih di daerah dengan kecepatan hanya 40 kilometer per jam. Rasanya seperti dihela oleh ribuan ekor kuda. Kami takut balon robek menjadi dua, dan kapsul yang berat akan terhunjam ke laut yang berada ribuan meter di bawah kami.

Akan tetapi, menjelang itu terjadi, kapsul kami berhasil menembus langit-langit kaca, maka balon mulai menyesuaikan diri.

"Belum pernah ada orang yang melakukan ini," kata Per.

Petualangan Ekstrim Bos Virgin Group, Richard Branson

Kami terbang dengan kecepatan tinggi sekali, lebih cepat daripada yang kami perkirakan. Tujuh jam kemudian adalah saat kami membuat tangki bahan bakar kosong yang pertama. Rasanya lebih aman jika tangki kosong dibuang di luar jet stream. Kami mematikan burner, maka kami menurun ke zona angin yang lebih lambat. Dalam seketika, kapsul kami bertindak seperti sebuah rem, sementara balon masih melaju kencang. Kami dapat menyaksikan laut kelabu yang bergelora di bawah kami. Apakah kami akan berakhir di bawah sana?

Per menekan tombol untuk melepaskan tangki kosong. Dalam seketika kapsul kami miring ke samping. Lantainya menjadi miring dan saya terjatuh menimpa Per. Yang membuat kami cemas bercampur ngeri, kami melihat bahwa dua tangki yang masih berisi ikut jatuh bersama tangki kosong jatuh ke samping. Masing-masing memiliki berat satu ton. Tidak heran jika kapsul menjadi miring dan kami kehilangan keseimbangan. Kini kami tidak mempunyai bahan bakar cukup untuk mengendalikan ketinggian serta mencari pola angin yang benar, maka kami tidak bisa mencapai daratan Amerika. Dengan tiga ton lebih ringan, balon melambung ke atas. Kami menyentuh jet stream begitu cepat sehingga kami menembus langit-langit kaca seperti sebutir peluru dan terus naik. Per membuang sebagian udara dari dalam balon, tetapi kami masih naik terus.

Quote:Kami tak tahu yang akan menimpa kami. Kami terbang lebih tinggi tidak hanya dibanding sesama balon, namun juga dibanding pesawat terbang, kecuali Concorde.
Kami telah diperingatkan bahwa kubah kaca pada kapsul kami akan meledak pada ketinggian 14.000 meter dan paru-paru serta bola mata kami akan tersedot ke luar dari tubuh. Pada ketinggian 13.500 meter kami memasuki kawasan yang tidak dikenal. Kami mencapai ketinggian yang mencemaskan, hampir 14.000 meter. Kami tak tahu yang akan menimpa kami. Kami terbang lebih tinggi tidak hanya dibanding sesama balon, namun juga dibanding pesawat terbang, kecuali Concorde. Akhirnya kami berhenti naik. Balon menjadi dingin dan kami mulai turun dengan cepat. Kami tidak ingin membakar bahan bakar lagi, tetapi kami terpaksa melakukannya supaya tidak jatuh.

Kami tidak mungkin turun ke laut sebab tak ada yang akan menyelamatkan kami. Kami akan harus bertahan selama tiga puluh jam lagi hampir tanpa bahan bakar. Agar bisa mencapai daratan, kami harus melayang lebih cepat daripada yang pernah ditempuh oleh balon sebelumnya. Berarti kami harus tetap berada di tengah jet stream, Sebuah ruang yang lebarnya hanya sekitar seratus meter. Rasanya ini tidak mungkin.

Yang membuat kami lebih gelisah, kami kehilangan kontak radio. Kami telah pergi berjam-jam dan Per sudah kehabisan daya. Ia berbaring dan dalam seketika ia tertidur lelap. Saya tinggal sendirian. Saya tidak percaya soal Tuhan, tetapi hari itu seolah-olah ada malaikat pelindung masuk ke dalam kapsul dan menolong kami sepanjang jalan. Dari speedometer saya melihat bahwa kami mulai melaju, makin lama makin cepat. Saya mengira sedang bermimpi, maka saya menampar muka sendiri untuk memastikan bahwa saya masih terjaga. Kami melesat dari 120 kilometer per jam menjadi 270 kilometer per jam, kemudian 300 kilometer per jam, terus 360 kilometer per jam. Ini belum pernah terjadi. Rasanya seperti sebuah mukjizat.

Kegelisahan saya terasa sampai ke tulang. Saya merasa letih, tak berdaya. Ketika saya melihat cahaya kelap-kelip yang aneh di kubah kaca, saya sempat mengira itu mahluk halus. Saya memandangi kelap-kelip itu seperti dalam mimpi, sampai tiba-tiba sadar bahwa gas sisa pembakaran langsung menjadi padat dan berjatuhan. suhu di luar minus 21 derajat Celcius. Andai ada bola api menyentuh kubah kaca, kapsul akan meledak.

"Per!" teriak saya. "Bangun! Kita kebakaran!"

Per langsung terjaga. Ia juga langsung tahu yang harus dikerjakan. "Naikkan sampai lebih dari 13.000 meter yang tak mengandung oksigen," katanya, "Api akan mati dengan sendirinya."

Pada ketinggian 14.000 meter api padam dan kami mulai turun lagi. Namun kami telah menghabiskan bahan bakar yang sangat berharga. Tiba-tiba radio berfungsi lagi. Suatu suara mengatakan, "Perang pecah di kawasan Teluk. Amerika membom Baghdad." Rasanya aneh, sementara kami sedang kesepian hampir di tepi ruang angkasa, sebuah perang baru saja dimulai di bumi.

Awak darat kami memberitahu bahwa jet stream yang kami ikuti telah berbelok. Bila terus berada di dalamnya kami akan kembali ke Jepang. Kami harus segera mencari jet stream yang lebih rendah, jet stream yang akan mengantar kami ke kawasan Kutub Utara. Kami turun hingga 10.000 meter dan terbang jam demi jam dalam kapsul yang miring. Kami akhirnya mendarat di sebuah danau beku dalam badai salju yang lumayan dahsyat jauh di sebelah utara Kanada di sebuah kawasan yang 200 kali lebih luas daripada Inggris. Kami terlalu jauh sehingga perlu delapan jam untuk menyelamatkan kami. Ketika saat itu tiba kami hampir mati beku.

Petualangan Ekstrim Bos Virgin Group, Richard Branson

"Lain kali, kita terbang keliling dunia," kata Per.

Saya tertawa, tetapi tahu bahwa saya tidak mungkin menolak sebuah tantangan. Kami mencobanya beberapa tahun kemudian, tetapi ada orang lain yang mendahului kami.

Quote:Tantangan adalah inti dan pegas utama semua kegiatan manusia. Ketika bertemu lautan, kita menyeberanginya. Ketika ada penyakit, kita mencari obatnya. Ketika ada yang salah, kita membetulkannya. Ketika ada rekor, kita memecahkannya. Dan ketika ada gunung, kita mendakinya.
-James Ullman


>>> SUMBER <<<




Sumber :http://m.kaskus.co.id/thread/5817d1a5162ec2aa178b4567/petualangan-ekstrim-bos-virgin-group-richard-branson/?ref=threadlist-21&med=top_thread


profile picture
squonk
Newbie #1

Related Articles

0 komentar:

Posting Komentar